DARI MASYARAKAT MAJEMUK MENUJU MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI ERA MILENIAL - GORESAN PENA REZKY

sang pemimpi

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

09 November, 2018

DARI MASYARAKAT MAJEMUK MENUJU MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI ERA MILENIAL


DARI MASYARAKAT MAJEMUK MENUJU MASYARAKAT MULTIKULTURAL 
DI ERA MILENIAL

Indonesia adalah negara dengan penduduk sangat banyak. Indonesia kaya akan keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Setiap  daerah atau masyarakat mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk kegiatan sehari-hari, misalnya upacara ritual, pakaian adat, bentuk rumah, kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu, mereka mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.
Wilayah Indonesia sangat luas dengan kondisi alam yang beraneka ragam yang menghasilkan suatu pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam pula. Kebiasaan masyarakat tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh kondisi fisik lingkungan setempat. Berdasarkan studi yang dilakukan terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia. Tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, sebaiknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia (Pinter Pandai.com, 2018). 
Namun, saat ini yang terjadi adalah dengan banyaknya permasalahan yang timbul akibat banyaknya perbedaan seperti konflik sosial dan disintegrasi. Salah satu bukti bahwa adanya perbedaan yang menimbulkan konflik dan disintegrasi adalah seringnya terjadi bentrok organda yang ada di Kota Makassa Sulawesi Selatan.  Makassar, Beritakota Online – Perang kelompok yang melibatkan antar mahasiswa kembali terjadi di Kampus Universitas Muhammadiyah ( Unismuh) jalan Sultan Alauddin Makassar, Senin ( 1/6) pukul 19 : 30 Wita. Informasi yang dihinpun, bentrok yang terjadi melibatkan antara Mahasiswa asal Organisasi Daerah ( Organda) palopo dengan Mahasiswa fakultas Tehnik. Akibatnya empat orang mahasiswa dikabarkan luka-luka akibat terkena anak busur panah dan lemparan batu, tidak hanya itu beberapa Fasilitas kampus juga rusak akibat bentrok insan terpelajar ini (Burhan, 2015).
Keanekaragaman budaya dan suku bangsa bukanlah menjadi suatu ancaman tapi haruslah dijadikan sebagai suatu kelebihan dan sebagai peluang agar Indonesia dapat lebih dikenal oleh negara-negara lain. Tetapi, saat ini masih banyak kasus-kasus yang terjadi konflik antar suku, konflik antar agama, dan konflik antar daerah. Hal Itu terjadi  karena adanya masyarakat indonesia yang masih mengedepankan prinsipa individualisme (primordials). Primordialisme sebagai identitas sebuah golongan atau kelompok sosial merupakan faktor penting dalam memperkuat ikatan golongan atau kelompok yang bersangkutan dalam menghadapi ancaman dari luar. Namun, seiring dengan itu, primordialisme juga dapat membangkitkan prasangka dan permusuhan terhadap golongan atau kelompok sosial lain.
Oleh karena itu perlu adanya mengubah paradigma masyarakat Indonesia dari masyarakat majemuk menuju masyarakat Multikultural. Karena dengan masyarakat multikultural mampu merajut sebuah kerbersamaan dalam perbedaan. Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia.


Burhan. 2015. Bentrok Di Unismuh , 4 Mahasiswa Luka2 - Jun – 2015. (Online). http://beritakotaonline.com. diakses pada tanggal 27 Septermber 2018 Pukul 12.30 Wita.
PinterPandai. 2018. Daftar Suku Bangsa di Indonesia – Terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia. (Online) https://www.pinterpandai.com.  diakses pada tanggal 27 Septermber 2018 Pukul 12.30 Wita.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages