BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
melaksanakan tugas mengajar sebagai guru pasti pernah dihadapkan pada berbagai
permasalahan baik yang terjadi dalam proses pembelajaran maupun di luar proses
pembelajaran tetapi masih dalam konteks pendidikan di sekolah. Masalah
pembelajaran misalnya; siswa tidak mau memperhatikan pelajaran (minat belajar
rendah atau motivasi belajar rendah), siswa pasif, tidak berani bertanya,
prestasi belajar yang rendah, dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat
non-pembelajaran misalnya perkembangan personal siswa tidak optimal,
efektivitas hubungan guru dan siswa yang kurang baik dan sebagainya. Selain
permasalah di atas, sarana prasarana pendukung pembelajaran yang tidak optimal,
dibutuhkan inovasi dari para guru.
Permasalahan-permasalahan
seperti itu dapat di kategorikan penyakit yang kalau tidak segera disembuhkan
akan berdampak sistemik pada proses alamiah pada tubuh manusia. Oleh karena itu
hal di atas menuntut segera diatasi agar tidak berlarut-larut dan berdampak
sistemik pada proses pembelajaran selanjutnya. Peningkatan kualitas
pembelajaran harus selalu diupayakan semaksimal mungkin oleh semua komponen
pelaku-pelaku pendidikan, terutama oleh guru yang memiliki tanggung jawab yang
paling besar dalam pembelajaran.
Guru pada
kesempatan ini harus diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah
pembelajaran dan non-pembelajaran secara profesional dan kolaboratif lewat
sebuah penelitian tindakan secara terkendali. Upaya meningkatkan kompetensi
guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran akan berdampak positif
ganda. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran akan
meningkat. Kedua, penyelesaian masalah pembelajaran melalui sebuah investigasi
terkendali akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses,
sarana/prasarana, dan hasil belajar. Ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi
akan bermuara pada peningkatan kualitas lulusan. Sehingga guru harus mampu
menguasai metode dan prosedur dalam penelitian tindakan kelas.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang
tersebut, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana metode dalam penelitian tindakan kelas?
2.
Bagaimana prosedur penelitian tindakan kelas?
C.
TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan
penelitiannya adalah sebagai berikut:
1.
Untuk memahami metode dalam penelitian dalam kelas
2.
Untuk memahami
prosedur penelitian dalam kelas
D. MANFAAT
PENULISAN
Berdasarkan dari tujuan penulisan tersebut, maka
manfaat penulisannya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai syarat ketuntasan mata
kulian Penelitian Tindakan Kelas
2. Untuk menambah pengetahuan
tentang Penelitian Dalam Kelas
3. Sebagai acuan seorang peneliti
dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Terdapat beberapa pengertian
/definisi dari penelitian tindakan kelas yaitu antara lain :
1.
Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action
Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui
akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.
2.
Menurut Amat Jaedun (2008), penelitian tindakan kelas PTK adalah salah satu
jenis penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dikelasnya (metode, pendekatan, penggunaan media, teknik evaluasi
dsb). [1][1]
3.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan berdasarkan
permasalahan yang dijumpai guru dalam kegiatan pembelajaran (Sukanti, 2008). [2][2]
4.
Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian yang berkonteks
kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang
dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan
hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara individu maupun kolaboratif
(Ani W, 2008). [3][3]
5.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kasus disuatu kelas, hasilnya
berlaku spesifik sehingga tidak untuk digeneralisasikan ke kelas atau ketempat
yang lain dan analisis datanya cukup dengan mendeskripsikan data yang
terkumpul.
Dari pengertian-pengertian
penelitian tindakan kelas tersebut diatas, dapat diambil suatu pemahaman bahwa
penelitan tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat kasuistik dan
berkonteks pada kondisi, keadaan dan situasi yang ada didalam kelas yang
dilaksanakan untuk memecahka permasalahan-permasalahan yang terjadi guna
meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas.
B.
METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Menurut KBBI metode merupakan cara
teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang
dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian. Secara khusus, metode
penelitian dalam PTK berbeda dengan metode penelitian pada umumnya sesuai
dengan karakteristik PTK sendiri.
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.[4][4]
Sedangkan penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research
yang artinya adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan,
memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan.
Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu
pengetahuan.
Jadi metode penelitian PTK adalah suatu
cara atau prosedur yang didilakukan oleh
peneliti untuk mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut.
Secara
sistematis dalam sebuah penelitian, metode terletak setelah kajian teori
tepatnya metode penelitian ada pada BAB 3. Isi dari metode penelitian menurut
kunandar, (2008: 120-132) yaitu: 1)setting penelitian; tempat penelitian, waktu
penelitian, siklus PTK, 2)persiapan PTK, 3)subjek penelitian, 4)sumber data;
siswa, guru, teman sejawat dan kolaborator, 5)teknik pengumpulan data; teknik
pengumpulan data PTK, alat pengumpul data PTK, 6)indikator kerja; siswa, guru,
7)analisis data, 8)prosedur penelitian; siklus 1, siklus 2, siklus 3,
9)personalia penelitian, 10)rencana pembiayaan, 11)rencana kerja.
Berikut
penjelasan isi metode penelitian dalam PTK:
1. Setting
Penelitian
Menjelaskan tentang tempat dan waktu
PTK dilakukan serta berapa siklus PTK yang akan dilakukan.
a. Tempat
penelitian
Contoh:
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di SDN Mataram untuk mata pelajaran pengetahuan sosial kelas v
b. Waktu
penelitian
Contoh:
Penelitian ini akan dilaksanakan
pada awal tahun ajaran baru 2014/2015, yaitu bulan juli sampai dengan November
2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena
PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang
efektif dikelas.
c. Siklus PTK
Contoh:
PTK ini dilaksanakan melalui tiga
siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
mengikuti mata pelajaran pengetahuan sosial melalui pembelajaran kooperatif
tipe STAD
2. Persiapan
PTK
Dalam
persiapan PTK peneliti menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar
(KI/KD pada kurtilas) yang dijadikan PTK. Peneliti juga menguraikan instrument
yang diperlukan dalam PTK (Lembar observasi, RPP, Lembar evaluasi, LKS, dan
lain-lain).
Contoh:
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat
berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk member perlakuan dalam
PTK, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK,
Kompetensi Dasar (KD)
a. kemampuan
menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia;
b. kemampuan memahami
keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia. Selain itu, juga akan dibuat
perangkat pembelajaran yang berupa 1) lembar kerja siswa; 2) lembar pengamatan
diskusi; 3) lembar evaluasi. Dalam persiapan juga akan disusun daftar nama
kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.
3. Subjek
Penelitian
PTK dilaksanakan dikelas mana dan
jumlah siswa yang menjadi sasaran PTK.
Contoh:
Dalam PTK ini yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas tujuh yang terdiri dari 40 siswa dengan komposisi
perempuan 21 siswa dan laki-laki 19 siswa.
4. Sumber Data
Sumber data dalam PTK, seperti
siswa, guru, teman sejawat dan lain-lain.
Contoh sumber data PTK:
a. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang hasil
belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan
implementasi pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw dan hasil belajar serta
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
c. Teman sejawat dan kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator
dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara
komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.
5. Teknik dan
Alat Pengumpulan Data
Prinsip
pengumpulan data dalam PTK tidak jauh berbeda dengan penelitian formal. Dalam
PTK umumnya dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi,
baik perubahan kinerja siswa, kinerja guru, dan perubahan suasana kelas. Contoh
data kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa. Contoh data kualitatif
adalah kalimat-kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat
pemahamannya (kognitif), antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya. Data
kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif persentase, sedangkan data kualitatif
dapat dianalisis secara kualitatif.
Data yang
baik adalah data yang valid dan reliable. Data yang demikian diperoleh dari
instrument sebagai alat pengumpul data yang juga valid dan reliable. Instrument
yang valid adalah instrument yang mengukur apa yang seharusnya diukur. Contoh
timbangan adalah instrument yang valid untuk mengukur berat bukan untuk
mengukur tinggi suatu benda. Sementara itu, intrumen yang reliable adalah
instrument yang konsisten (ajeg, tepat, dan akurat) untuk mengukur yang seharusnya
diukur. Contoh sebuah penggaris dikatakan sebagai instrument yang tidak
reliable jika penggaris tersebut lentur dan skalanya rusak sehingga hasil
pengukuran selalu berubah-berubah padahal barang-barang yang diukur adalah
sama.
Untuk
mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu instrument yang valid dan
reliable. Instrmen yang valid adalah instrument yang mampu dengan tepat
mengukur apa yang hendak diukur. Jika ingin mengukur minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran IPA, harus disiapkan instrument yang mampu mengukur
minat siswa, bukan untuk mengukur kecerdasan atau pendapat siswa. Peneliti PTK
harus selalu hati-hati dengan data dan harus yakin bahwa data yang dikumpulkan
memanng valid.
Dalam rangka
memperoleh data yang akurat dan objektif dalam PTK, guru (peneliti) juga perlu
melakukan trungualis, yaitu menggunakan berbagai sumber untuk meningkatkan mutu
data dengan cara cek silang. Dalam kaitan ini student feedback (umpan balik
dari siswa) dapat dijadikan sarana untuk pengumpulan data, asalkan siswa
diberdayakan sebagai partisifan aktif. Ada beberapa macam tringualis antara
lain: (1) theoretical triangualation atau triangulasi teori, yakni menggunakan
teori dalam upaya menelaah sesuatu; (2) data triangulation atau triangulasi
data, yakni mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat, dan jenis; (3)
source triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data dari
berbagai sumber; (4) method triangulation atau triangulasi metode, yakni
menggunakan berbagai metode pengumpulan data; (5) instrumental triangulation
atau triangulasi instrument, yakni dengan menggunaka berbagai jenis alat atau
instrument; (6) analytic triangulation atau triangulasi analitik, yakni
menggunakan berbagai metode atau cara analisis.
Suatu hal
yang perlu diingat bahwa dalam PTK guru atau peneliti (bila berkolaborasi
bersama tim) yang merancang penelitian, dan dia sendiri yang melaksanakan
tindakan, dan dia sendiri juga yang melakukan pengumpulan data termasuk
menganalisis hasil data yang diperoleh. Oleh karena itu, guru (peneliti) PTK
harus sadar betul bahwa manipulasi data sangat tidak diperbolehkan (dilarang).
Sebab, bila dilakukan manipulasi data sehingga hasil penelitiannya bias, guru
peneliti tidaka akan dapat memperbaiki masalah pembelajaran dikelas.
Dalam PTK
guru peneliti dapat menggunakan berbagai sumber data seperti: dokumen (catatan
hasil belajar) dan ortofolio, buku harian, jurnal, video, foto-foto, laporan
pengamatan, wawancara, angket, dan tes. Ccontoh tekhnik alat pengumpulan data
dalam PTK sebagai berikut:
a. Teknik pengumpulan data PTK
1) Tes: dipergunakan untuk mendapatkan
data tentang hasil belajar siswa
2) Observasi: dipergunakan untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam PBM dan implementasi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
3) Wawancara: untuk mendapatkan data
tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
4) Diskusi antara guru, teman sejawat,
dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK
b. Alat pengumpulan data PTK
1) Tes:
menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa
2) Observasi:
menggunakan lembar observasi untuk mengykur tingkat altivitas siswa dalam
proses belajar mengajar matematika
3) Wawancara:
menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan
teman sejawat tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
4) Kuesioner:
untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
5) Diskusi:
menggunakan lembar hasil pengamatan
6. Indikator Kinerja
Indikator
kinerja adalah suatu criteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan
dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu PBM di kelas. Indikator kinerja harus
realistik dan dapat diukur (jelas cara mengukurnya). Contoh indikator kinerja
misalnya:
a. Siswa
1) Tes:
rata-rata nilai ulangan harian. Misalnya sekurang-kurangnya 80% siswa dapat
mengerjakan dengan benar soal-soal tentang peta, lebih dari 75% siswa dapat
membaca dan membuat peta sesuai kaidah-kaidah kartografis.
2) Observasi:
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
b. Guru
1)
Dokumentasi: kehadiran siswa.
2)
Observasi: Hasil observasi.
7. Analisis Data
Tahapan
sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam penelitian tindakan kelas,
analisis dilakukan peneliti sejak awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian.
Pada waktu dilakukan pencatatan lapangan melalui observasi atau pengamatan
tentang kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis
apa yang diamatinya, situasi dan suasana kelas, cara guru mengajar, hubungan
guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan siswa dan lain-lain. Kegiatan
pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya PTK, sedangkan analisis
data akan memberi kehidupan dalam kegiatan PTK. Oleh karena itu, seorang
peneliti perlu memahami tekhnik analisis data yang tepat agar manfaat
penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang tinggi.
Dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti, yakni:
a.
Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara
deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.
Misalnya, mencari nilai rerata, presentase keberhasilan belajar, dan lain-lain.
b.
Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat dengan tingkat
pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif, pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru
(afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam
belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif.
Data yang dikumpulkan pada setiap
kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata
ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan
rendah. Aktivitas siswa dalam PBM dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa
dalam PBM tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang,
dan rendah. Implementasi pembelajaran dengan menganalisis tingkat
keberhasilannya, kemudian diketegorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang
berhasil, dan tidak berhasil.
8. Siklus Penelitian
Siklus 1
PTK:
a.
Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, antara lain
sebagai berikut.
1)
Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa.
2)
Membuat rencana pelaksana pembelajaran.
3)
Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK.
4)
Uraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan
masalah.
5)
Membuat lembar kerja siswa.
6)
Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK.
7)
Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b.
Pelaksanaan tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario
kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan
diterapkan.
c.
Pengamatan atau observasi, yaitu prosedur perekaman data mengenai proses dan
produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Penggunaan instrumen yang
telah disiapkan sebelumnya perlu diungkap secara rinci dan lugas termasuk cara
perekamannya.
d.
Analisis dan refleksi. Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan
yang dilaksanakan, serta criteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya.
Siklus 2 PTK:
a.
Perencanaan
Tim peneliti membuat rencana
pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
b.
Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran
berdasarkan rencana pembelajaran hasil
refleksi pada siklus pertama.
c.
Pengamatan
Tim peneliti (guru dan kolaborator)
melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.
d.
Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi
terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana (replaning) untuk siklus
ketiga.
Siklus 3 PTK:
a.
Perencanaan
Tim peneliti membuat rencana
pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.
b.
Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran
berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua.
c.
Pengamatan
Tim peneliti (guru dan kolaborator)
melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.
d.
Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi
terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis serta membuat kesimpulan
atas pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan
tindakan (treatment) tertentu.
9. Personalia Penelitian
Sebutkan tim
peneliti yang terlibat dalam PTK disertai dengan rincian dan beban tugas
masing-masing anggota PTK.
Tabel 4.2 Pembagian Tugas Tim Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)
No.
|
Nama
|
Tugas
|
Jam Kerja
Per Minggu
|
1.
|
Guru
peneliti (Pelaksana)
|
a.…………………
b………………….
c………………….
|
10 jam
|
2.
|
Kolaborator(
Mitra)
|
a………………….
b………………….
c………………….
|
5 jam
|
10. Rencana Pembiayaan
Rencana
pembiayaan berupa uraian yang mengungkap semua biaya yang diperlukan untuk
melakukan PTK. Rencana pembiayaan PTK ini akan lebih baik bila ditampilkan
dalam bentuk tabel sehingga mudah dipahami oleh pihak yang berkepentingan.
Rencana pembiayaan digunakan sebagai transparansi penggunaan biaya penelitian
dan mengarahkan peneliti agar berhati-hati dalam mengeluarkan biaya penelitian.
Juga digunakan sebagai pertanggungjawaban kepada sponsor atau pihak yang
memberikan dana penelitian.
Tabel 4.3
Rencana Pembiayaan
No.
|
Jenis
penggunaan
|
Jumlah
(Rp.)
|
Keterangan
|
1.
|
ATK
|
Rp.
|
|
2.
|
Transportasi
|
Rp.
|
|
3.
|
Foto Kopi
|
Rp.
|
|
4.
|
Pengumpulan
data
|
Rp.
|
|
5.
|
Analisis
Data
|
Rp.
|
|
6.
|
Penyusunan
draft awal
|
Rp.
|
|
7.
|
Seminar
|
Rp.
|
|
8.
|
Perbaikan
laporan
|
Rp.
|
|
9.
|
Penggandaan
laporan
|
Rp.
|
Catatan: Rencana pembiayaan ini dicantumkan apabila
kegiatan PTK dibiayai oleh pihak lain atau sponsor.
11.
Rencana Kerja
Rencana
kerja berupa urut-urutan kerja mulai dari awal kegiatan sampai penyusunan
laporan PTK. Urutan kegiatan tersebut mencakup jenis kegiatan apa saja yang
akan dilakukan dan kapan akan dilaksanakan. Rencana kerja berfungsi mengarahkan
peneliti agar penelitian dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Tabel 4.4
Rencana Kerja Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
No.
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan ke
|
|||||
1.
|
Penyusunan
Proposal
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
2.
|
Pelaksanaan
Siklus 1
|
X
|
|||||
3.
|
Pelaksanaan
siklus 2
|
X
|
|||||
4.
|
Pelaksanaan
Siklus 3
|
X
|
|||||
5.
|
Tabulasi
dan analisis data
|
X
|
X
|
X
|
X
|
||
6.
|
Penyusunan
laporan PTK
|
X
|
|||||
7.
|
Seminar
hasil PTK
|
X
|
|||||
8.
|
Perbaikan
Laporan PTK
|
X
|
|||||
9.
|
Penjilidan
|
X
|
12.
Daftar Pustaka
Disusun
berdasarkan abjad nama pengarang atau penulis. Dalam pnyusunan daftar pustaka
tersebut dapat digunakan model MILA (Modern
Language Association), modl APA (American
Psychological Association), atau model lain yang biasa digunakan oleh
masyarakat akademik. Gunakan referensi terbaru dan referensi yang dimasukkan
dalam daftar pustaka hanyalah referensi yang digunakan untuk PTK.
Prinsip
penyusunan daftar pustaka model APA adalah sebagai berikut.
a.
Baliklah semua nama pengarang dan gunakan nama inisial. Bila ada dua atau tiga pengarang
gunakan tanda (&). Pisahkan nama dengan koma. Susun daftar sesuai alphabet.
b.
Sebutkan semua nama pengarang, jangan menggunakan dkk.
c.
Tempatkan tahun penerbitan segera setelah nama pengarang.
d.
Garis bawahi judul dan subjudul untuk buku, pakai huruf besar untuk nama judul
dan subjudul, lainnya semua huruf kecil.
Contoh:
Patterson, F., & Linden, E. (1980). The Education
of KOKO, New York: HoltRinehart and
Winston.
13.
Lampiran
Bahan-bahan yang perlu dilampirkan
adalah:
a.
Instrumen penelitian,
b.
Data-data penting,
c.
Daftar riwayat Hidup Tim Peneliti (Curriculum
Vitae),
d.
Dan hal lain yang diperlukan dalam proposal PTK.[5][5]
3.3
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, langkah-langkah/prosedur
umum yang dapat dilakukan meliputi
1.
Pengembangan/penetapan fokus masalah penelitian
2.
Perencanaan tindaan perbaikan
3.
Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi
4.
Analisis dan refleksi
5.
Perencanaan tindak lanjut
Untuk lebih jelasnya langkah-langkah tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:
A.
Pengembangan/Penetapan Fokus Penelitian
1.
Merasakan adanya masalah
Permasalahan
yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas harus benar-benar merupakan
masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang dikelolanya,
bukan masalah yang disarankan, apalagi disarankan oleh pihak luar. Permasalahan
tersebut dapat bersumber dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, hasil belajar,
dan interaksi pembelajaran.
2.
Identifikasi Masalah
Pada
tahap ini yang penting dilakukan adalah menghasilkan gagasan-gagasan awal
mengenai permasalahan aktual yang dialami guru di kelas. Berangkat dari
gagasan-gagasan awal tersebut guru dapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki
keadaan dengan menggunakan PTK.
3.
Analisis Masalah
Setelah
memperoleh sekian banyak permasalahan melalui proses identifikasi, maka
selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah-masalah tersebut untuk
menentukan urgensi mengatasinya. Dalam hal ini nantinya akan ditemukan permasalahan
yang sangat mendesak untuk diatasi (pembatasan masalah).
4.
Perumusan Masalah
Setelah menetapkan fokus penelitian, maka perlu
dilakukan perumusan masalah secara lebih jelas, spesifik, dan operasional.
B.
Perencanaan Tindakan
a)
Perumusan/Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan
b)
Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat maka peneliti dapat
melakukan:
1) kajian
teoritik dibidang pembelajaran
2) kajian
hasil penelitian yang relevan
3) diskusi
dengan teman sejawat
4) kajian
pendapat para pakar
5) merefleksi pengalaman sendiri sebagai guru.
c)
Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan
Pada
langkah ini peneliti perlu mengkaji kelaikan dari sejumlah hipotesis tindakan
yang diperolehnya baik dari segi jarak antara kondisi riil dengan situasi ideal
yang dijadikan rujukan. Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik,
ini berarti bahwa implementasi tindakan yang dilakukan maupun dampak yang
diperolehnya harus dapat diamati oleh guru selaku peneliti.
d) Persiapan
Tindakan
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam langkah ini
diantaranya:
1) membuat skenario pembelajaran
2) mempersiapkan fasilitas/sarana pendukung yang
diperlukan
3) mempersiapkan cara merekan dan menganalisis data
4) melakukan simulasi pelaksanaan tindakan (jika
dipandang perlu)
C.
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi
a.
Pelaksanaan Tindakan
Setelah semua kegiatan persiapan selesai, maka
skenario tindakan perbaikan yang telah direncanakan kemudian dilakukan dalam
situasi yang nyata. Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dalam siklus
penelitian tindakan kelas. Dalam kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga
dibarengi kegiatan observasi dan intrepretasi serta kegiatan refleksi.
b.
Observasi dan Interpretasi
Dalam penelitian tindakan kelas, observasi merupakan
upaya untuk merekam segala peristiwa/kegiatan yang yang terjadi selama tindakan
perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu tertentu. Hal penting
untuk dicatat pada kesempatan ini adalah kadar interpretasi yang terlibat dalam
rekaman hasil observasi.
c.
Diskusi balikan
Observasi yang dilakukan akan memberikan kemanfaatan
yang banyak jika pelaksanaannya diikuti dengan diskusi balikan. Diskusi balikan
sebaiknya dilakukan tidak terlalu lama dari waktu observasi, bertolak dari
rekaman data yang dibuat oleh pengamat, diinterpretasikan bersama-sama antara
pelaku tindakan perbaikan dan pengamat, dan pembahasan mengacu pada penetapan
sasaran dan strategi perbaikan untuk menentukan perencanaan selanjutnya.
D.
Analisis dan Refleksi
a.
Analisis data
Analisis data adalah proses
menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, mengorganisasikan
secara urut/sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat
digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian tindakan kelas.
Analisis data yang bersifat
kualitatif dapat dilakukan melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, paparan
data, dan penyimpulan. Reduksi data yaitu proses penyederhanaan yang dilakukan
melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi
yang bermakna. Paparan data yaitu proses penampilan data secara lebih sederhana
dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular, matriks, representasi
grafis maupun lainnya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari
dari sajian data yang telah diorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan
kalimat dan atau rumusan yang singkat dan padat. Sedangkan data yang bersifat
kuantitatif dapat dianalisis menggunakan analisis statistik.
b.
Refleksi
Dalam penelitian tindakan kelas,
refleksi merupakan upaya untuk mengkaji apa yang telah dan atau yang tidak
terjadi, apa yang telah dihasilkan atau belum berhasil dituntaskan melalui
tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi ini akan digunakan
untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan
penelitian tindakan kelas yang ditetapkan. Dengan perkataan lain refleksi
merupakan pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan
sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai akhir.
E.
Perencanaan Tindak Lanjut
Hasil analisis dan refleksi akan
menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi
masalah dalam penelitian tindakan kelas ini atau belum. Apabila hasilnya belum
memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan, maka perlu dilakukan tindakan
perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau bila
perlu dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk mengatasi
masalah yang ada. Dengan perkataan lain, jika masalah yang diteliti belum
tuntas atau belum memuaskan pengatasannya, maka penelitian tindakan kelas harus
dilanjutkan pada siklus 2 dengan prosedur yang sama seperti siklus ke 1 yaitu
perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interpretasi, dan analisis-refleksi. Dan jika pada siklus 2 permasalahan telah
terselesaikan/hasil sudah memuaskan, maka tidak perlu dilanjutkan siklus 3. Namun
jika pada siklus 2 masalahnya belum terselesaikan/hasilnya belum memuaskan maka
perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3, dan seterusnya.
Dalam dalam penelitian tindakan
kelas jumlah siklus sebenarnya tidak dapat ditentukan lebih dahulu, hal ini
tergantung kepada permasalahannya. Ada penelitian tindakan kelas yang mungkin
cukup satu siklus, tetapi ada juga yang memerlukan beberapa siklus. Dengan
demikian banyak sedikitnya jumlah siklus dalam penelitian tindakan kelas
tergantung kepada terselesaikannya masalah yang diteliti
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan pembahasan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Penelitan tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat kasuistik dan
berkonteks pada kondisi, keadaan dan situasi yang ada didalam kelas yang
dilaksanakan untuk memecahka permasalahan-permasalahan yang terjadi guna
meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas.
2.
Metode penelitian ptk adalah suatu cara atau prosedur yang didilakukan oleh
peneliti untuk mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut.
3. Metode
penelitian terdiri atas: 1)setting penelitian; tempat penelitian, waktu
penelitian, siklus ptk, 2)persiapan ptk, 3)subjek penelitian, 4)sumber data;
siswa, guru, teman sejawat dan kolaborator, 5)teknik pengumpulan data; teknik
pengumpulan data ptk, alat pengumpul data ptk, 6)indikator kerja; siswa, guru,
7)analisis data, 8)siklus penelitian; siklus 1, siklus 2, siklus 3,
9)personalia penelitian, 10)rencana pembiayaan, 11)rencana kerja.
4. Dalam
melaksanakan penelitian tindakan kelas, langkah-langkah/prosedur umum yang
dapat dilakukan meliputi: Pengembangan/penetapan fokus masalah penelitian,
Perencanaan tindaan perbaikan, Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan
interpretasi, Analisis dan refleksi, Perencanaan tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Amat Jaedun. 2008. Prinsip-prinsip
Penelitian Tindakan. Makalah Pelatihan PTK Bagi Guru Di Propinsi DIY.
Lembaga Penelitian UNY. 2008.
Ani Widayati. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI. No. 1.
Tahun 2008.
Edi Prajitno. 2008. Metode
Penelitian Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Pelatihan PTK Bagi Guru
Di Propinsi DIY. Lembaga Penelitian UNY. 2008.
Rochiati Wiriatmadja. 2005. Metode
Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya
Sukanti. 2008. Meningkatkan
Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.
Tim Pelatih proyek PGSM. 1999. Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: DIKTI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar