Sekolah Kreatif Berbasis Sociopreneur - GORESAN PENA REZKY

sang pemimpi

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

09 November, 2018

Sekolah Kreatif Berbasis Sociopreneur


Sekolah Kreatif Berbasis Sociopreneur Guna 
Meningkatkan Wirausaha Muda Sebagai
Solusi Mengatasi Pengangguran Di
Kabupaten Jeneponto

Pengangguran merupakan permasalahan yang tak kunjung terselesaikan. Setiap tahunnya angka pengangguran semakin bertambah dan membuat pemerintah semakin berfikir untuk mengtasi permasalahan pengangguran tersebut. Salah satu penyebab dari pengangguran adalah karena kurangnya lapangan pekerjaan, banyaknya tenaga manusia yang mulai tergantikan dengan teknologi yang canggih, dan kurannya keterampilan atau soft skill yang dimiliki oleh masyarakat. Selain itu, faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah karena besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja. Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi. Struktur lapangan kerja tidak seimbang dan kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak  seimbang.
Saat ini, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) merilis data bahwa tingkat pengganguran di Sulsel meningkat di triwulan III tahun 2017 dibandingkan tahun 2016 lalu untuk periode yang sama. Berdasarkan data yang dirilis BPS Provinsi Sulsel angka pengangguran mencapai 5,61 persen pada triwulan III 2017 sementara periode yang sama tahun 2016 lalu diangka 4,80 persen. Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam mengatakan peningkatan angka pengangguran periode ini disumbang oleh sektor pertanian karena tingginya penggunaan alat pertanian dengan teknologi terbaru. “Ini proses mekanisasi, dimana alat pertanian saat ini menggunakan mesin terbaru yang dioperasikan oleh dua hingga lima orang saja, seperti mobil panen padi,” ungkap Nursam Salam memberikan contoh, Senin (6/11/2017). Seperti di daerah Kabupaten Bone, Sidrap, Pinrang dan Bulukumba yang merupakan daerah-daerah peghasil beras atau lumbung padi. Angkatan kerja di Sulsel pada triwulan III 2017 tercatat 3.812.358 orang sedangkan yang bekerja 3.598.663 orang atau tidak bekerja sebanyak 213.695 orang (Wawam,2017).
Berdasarakan data tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak pengangguran yang dimiliki oleh bangsa Indonesia khusunya di daerah Jeneponto Sulawesi Selatan.  Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Jeneponto menyatakan pada tahun  2013  ada sebanyak  149.628  orang atau  sekitar  42,61%  dari  total penduduk. Dari angka tersebut, 145.480 orang (97,23%) berstatus bekerja dan 4.148 orang (2,77%) berstatus pengangguran terbuka, sisanya tergolong  bukan  Angkatan Kerja  (sekolah,  mengurus  Rumah Tangga dan lainnya). Dilihat dari tingkat pendidikan, penduduk yang bekerja, sebagian besar masih berpendidikan rendah (belum tamat SD) dengan persentase sekitar 26,56%. Kesempatan bekerja lebih banyak di lapangan usaha pertanian sebanyak 66,44% sedangkan pekerja yang paling sedikit berada di sector lapangan usaha indiustri sekitar 0,47%. Hal ini membuat Angka kemiskinan di Jeneponto mencapai 16,32 persen atau 58 ribu lebih dari total jumlah penduduk Jeneponto 385 ribu jiwa (BPS, 2016).
Meningkatnya angka pengangguran maka, akan meningkatkan jumlah kemiskinan dan juga akan menimbulkan meningkatnya angka kejahatan seperti, mencuri, merampok dan terjadinya pembegalan. Adanya masalah tersebut, membuat penulis menawarkan sebuah solusi yaitu Sekolah Kreatif Berbasis Sociopreneur Guna Meningkatkan Wirausaha Muda Sebagai Solusi Mengatasi Pengangguran Di Kabupaten Jeneponto. Dengan menerapkan sekolah tersebut maka akan membantu pemerintah untuk mengatasi angka pengangguran yang terjadi di Indonesia khusunya di kabupaten Jeneponto dan dapat membatu terlaksananya program kerja dari dinas ketenagakerjaan dengan meningkatkan usaha produktif. Karena salah satu penyebab pengangguran adalah banyaknya masyarakat yang tidak memiliki soft skill atau keterampilan, maka dengan adanya sekolah kreatif ini dapat membantu masyarakat untuk mengali dan mangasa potensi, bakat maupun keterampilan yang dimilikinya, sehingga masyarakat dapat menjadi mandiri dengan membuka usaha sendiri.

Sekolah Kreatif ini diperuntukkan bagi masyarakat yang sama sekali tidak memiliki pekerjaan atau yang sedang menganggur, ataupun yang sedang mencari kerja. Salah satu keunggulan dari Sekolah Kreatif ini adalah gratis dan tidak dipungut biaya. Mengingat bahwa kebanyakan masyarakat yang pengangguran berasal dari kalangan keluarga yang sederhana. Dan siswa dari sekolah kreatif tidak memiliki batasan umur. Walaupun ada beberapa yang sudah lanjut usia tapi masih memiliki semangat belajar dan dapat mengasah kreatifitasnya maka, akan tetap diterima sebagai siswa dari sekolah kreatif itu sendiri. Yang menjadi penggerak dan tenaga pengajar di Sekolah Kreatif adalah dari kalangan anak muda dan remaja yang memiliki rasa peduli sosial yang tinggi. Tujuan dibentuknya Sekolah Kreatif ini untuk membangun dan menumbuhkan keterampilan atau soft skill agar dapat memudahkan dalam mencari pekerjaan ataupun dapat membuka usaha secara mandiri. Dengan adanya sekolah kreatif anak muda maupun anak remaja dapat bergabung menjadi volunteer.

Pemuda merupakan generasi penerus bangsa, saat ini ada begitu banyak pemuda yang memiliki pontesi dan memiliki banyak keahlian yang dimilikinya. Apatahlagi pemuda yang sedang menempuh pendidikan di tingkat universitas sudah pasti memiliki banyak ilmu. Oleh karena itu, aksi yang dapat dilakukan oleh anak muda untuk membantu mengatasi pengangguran di Sulawesi Selatan khusunya di daerah Jeneponto adalah ikut bergabung menjadi volunteer di Sekolah Kreatif. Karena anak muda adalah anak yang memiliki banyak keterampilan, dengan adanya Sekolah Kreatif anak muda dapat berbagi ilmunya dengan masyarakat yang ada dalam Sekolah Kreatif. Anak muda akan mengajarkan kepada masyarakat tentang membuat keterampilan seperti mengolah sampah menjadi uang dengan cara mebuat sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan dapat dipasarkan di toko-toko maupun dipasar-pasar.

Anak muda yang bergabung menjadi volunteer, maka dapat membantu berjalannya Sekolah Kreatif. Selain itu, anak muda yang kuliah dengan jurusan ekonomi, akuntasi, dan ilmu stadi pembangunan dapat memberikan dan berbagi ilmunya kepada masyarakat  yang menjadi siswa di Sekolah Kreatif. Salah satu yang dapat diajarkan adalah untuk cara-cara berwirausaha. Masyarakat dalam Sekolah Kreatif akan dibekali ilmu tentang berwirausaha dan diajarkan untuk membuat kerajinan yang nantinya akan dijual dan dipasarkan ke pasar lokal maupun Internasional. Adanya Sekolah Kreatif ini, maka masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dapat memiliki pekerjaan sampingan sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di kabupaten Jeneponto. Selain itu, anak muda yang menjadi volunteer di Sekolah Kreatif juga akan mengajarkan bahasa Inggris kepada masyarakat yang mengikuti Sekolah Kreatif, karena bahasa inggris merupakan bahasa Internasional dan saat ini MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) sudah memasuki negara Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia diharapakan untuk dapat menjadi masyarakat yang berkemajuan dan tidak ketinggalan Jaman, dan mampu mandiri dengan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Wawan, 2017. Triwulan III, Pengangguran di Sulsel Meningkat, Ini Penyebabnya. https://disnaker.makassar.go.id. Diakses pukul 07.00 wita pada tanggal 1 Februari 2018

Badan Pusat Statistik. 2016. Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Bone. https://sulsel.bps.go.id. (Online). Diakses  pada Tanggal 20 November 2017 Pukul 20.00 wita.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages